teks

Visi GPSK Immanuel Ng. Merakai : Menjadi GEREJA yang MISIONER, yang MEMBERKATI serta DIBERKATI

Kamis, 11 April 2013

Mencari Tuhan Dalam Kehidupan


Ketika itu Budi dengan tidak sengaja menjatuhkan laptop kesayangannya sehingga menjadikan layar laptopnya menampilkan gambar dengan tak sempurna. Dengan tanpa menunggu hitungan hari, dia lalu membawa laptopnya ke jasa servis resmi sesuai me
PERSEKUTUAN JEMAAT FILIPI JELEMUK
rek laptopnya. Selang beberapa hari kemudian laptop tersebut telah dapat diperbaiki dengan sempurna dan Budipun merasa senang dengan kondisi layar laptopnya yang dapat berfungsi dengan normal seperti semula walau dia harus rela mengeluarkan uang untuk memperbaikinya. Secara sadar kita mungkin akan melakukan hal yang sama bila menghadapi masalah seperti yang Budi alami. Mencari tukang memperbaiki peralatan elektronik yang rusak ke tempat servis yang resmi karena dengan demikian maka ada jaminan purna servisnya.
Dalam hidup sehari-hari, kita tak luput juga mengalami “kerusakan” artinya ada saja masalah yang harus kita hadapi. Masalah hubungan suami istri, masalah mencukupi kebutuhan sehari-hari, masalah biaya pendidikan anak-anak, masalah penyakit dan masalah lain-lain. Manusia hidup tak terkecuali seorang Kristenpun tak luput dari masalah kehidupan seperti itu. Lalu kepada siapa kita harus menyerahkan “kerusakan” kehidupan tersebut?
mencari tuhan dalam kehidupan
Ketika kita cukup sulit menghadapi “kerusakan” dalam hidup, sebuah Kebenaran sebenarnya telah ada dan tersedia untuk kita sebagai jawabannya. Kebenaran itu adalah Tuhanlah pencipta manusia, manusia diciptakan sesuai dengan gambar dan rupa Allah serta Dia memberkati hasil ciptaanNya (Kej.1:27-28). Datang kepada Tuhan adalah sebuah langkah tepat untuk memperbaiki segala bentuk “kerusakan” dalam kehidupan kita. Sebuah solusi yang sangat sederhana namun anehnya tak semua orang Kristen menyadari hal tersebut!

Mencari Tuhan dalam kehidupan adalah sebuah solusi sederhana yang memiliki kekuatan mengatasi segala masalah hidup. DIA bukan saja memperhatikan masalah jasmani kita saja namun terlebih lagi rindu untuk memulihkan kerohanian kita agar hidup kita berlimpah dengan pengucapan syukur. Semoga kita dapat mencari Tuhan dalam kehidupan masing-masing dengan penuh kerinduan akan limpahan berkatNya yang telah disediakan untuk anak-anakNya

Tersenyumlah Sebab Kita Adalah Orang Kristen

PPGH-REMAJA IMMANUEL NANGA MERAKAI

Sebagai seorang Kristiani seharusnya kita adalah orang-orang yang paling bersukacita dan paling antusias saat menjalani hidup. Entheos dalam bahasa Yunani yang sama dengan antusias memiliki arti di dalam atau kepenuhan Tuhan. Tersenyum ialah gabungan antara bersukacita dan antusias. Senyum akan membantu kita tetap mempunyai cara pandang yang benar dalam kehidupan. Pendeknya, makin besar tantangan yang sedang kita hadapi maka kita semakin harus antusias.
senyum dalam tuhanTuhan Yesus adalah sosok yang pastinya memiliki senyum di wajahNya. Di setiap tindakan dan dalam masa hidupNya pastilah ada sukacita terpancar dari raut mukaNya. Senyuman merupakan senjata ampuh yang penuh dengan kekuatan dan kehangatan. Tersenyum dan tertawa akan membuat sifat-sifat negatif dalam diri kita tersingkirkan. Sebuah penelitian ilmiah menyebutkan bahwa ketika antusiasme meningkat maka stres dan ketakutan akan secara otomatis menurun pengaruhnya terhadap kehidupan. Alkitab berkata bahwa sukacita dari Tuhan adalah perlindungan kita (Neh 8:11). Namun sayangnya, banyak diantara kita sebagai anak Tuhan kurang menyadari bahwa kekuatiran dan ketakutanlah yang membuat kita lupa untuk tersenyum. Kehilangan Entheos dalam hidup kita adalah sebuah perkara serius yang harus segera diperbaiki.
Sebuah senyuman memiliki arti bahwa kita penuh percaya diri dan bersikap positif dalam Tuhan
Antusiasme memberikan motivasi terhadap tindakan positif. Tak ada hasil yang besar yang dapat diraih tanpa antusiasme. Sukacita dan kasih Tuhan adalah milik dan hak kita, oleh karena itu TERSENYUMLAH!

Kekuatan Untuk Terbang Tinggi Bagai Rajawali

“Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yesaya 40:31
Burung rajawali mempunyai sayap yang lebar. Bahkan yang terlebar yang pernah diukur adalah selebar 2,5 meter (8 feet). Burung rajawali dikenal dengan ketahanannya pada saat ia terbang. Walau diperlukan energi yang cukup besar untuk mengepakkan sayap pada awalnya, tetapi begitu dia terbang, dia hanya mengeluarkan energi yang sangat kecil.
*courtesy of PelitaHidup.com
Hasil penelitian menyatakan bahwa rajawali hanya memerlukan waktu rata-rata 2 menit untuk mengepakkan sayap dalam tiap jam waktu terbangnya. Rajawali dapat terbang lama tanpa perlu mengepakkan sayapnya.
Rajawali dapat terbang dengan melayang-layang di udara (gliding) ataupun terbang naik (soaring) dengan memanfaatkan udara thermal/panas yang naik pada daratan terbuka. Sedapat mungkin dia menggunakan kedua teknik itu untuk dapat terbang tanpa perlu mengepakkan sayapnya. Dengan begitu dia hanya memerlukan energi yang sangat kecil untuk dapat terbang lama. Tidak hanya itu saja, rajawali dapat menempuh jarak rata-rata 75 hingga 125 mil. Jarak terjauh yang pernah ditempuh adalah 1100 mil.
Itulah rahasia kekuatan dari burung rajawali yang naik terbang tinggi. Dia tidak akan pernah menjadi lelah karena dia tidak perlu menggunakan banyak energi untuk dapat terbang dalam waktu lama dan menempuh jarak yang jauh.

Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
*courtesy of PelitaHidup.com
Tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.” Yesaya 40:29-31
Terima ayat Alkitab melalui Facebook. Ayo gabung dengan lebih dari 32.000 member di Facebook Page Pelita Hidup. Klik like berikut ini:
Ketika kita berada dalam suatu masalah yang datang bertubi-tubi, kita dapat merasakan menurunnya kekuatan kita baik secara fisik maupun secara jiwa. Melemahnya kekuatan kita justru akan membuat kita semakin tidak berdaya dalam menghadapi masalah yang ada.
*courtesy of PelitaHidup.com
Firman Tuhan mengajarkan kepada kita kunci untuk mendapat kekuatan dalam menghadapi berbagai masalah. Kuncinya adalah dengan menanti-nantikan Tuhan.
Menanti-nantikan Tuhan berarti bahwa kita terus berharap kepada Tuhan, mengarahkan mata hati kita kepada Tuhan, berdoa kepada Tuhan, membaca dan merenungkan Firman Tuhan, taat kepada perintah-perintahNya dan tetap memegang teguh iman pengharapan kita kepada Kristus.
Dengan menjaga persekutuan kita dengan Tuhan, kita akan berada dalam kondisi yang senantiasa menanti-nantikan Tuhan. Masalah yang ada tidak boleh menghalangi kita untuk tetap datang beribadah kepadaNya. Kita harus tetap mengiring Yesus apapun yang sedang terjadi.
Ketika kita melepaskan pengharapan kita kepada Yesus, maka kita akan semakin kehilangan kekuatan untuk dapat berjalan maju. Kekuatan fisik dan pikiran yang kita miliki tidaklah cukup untuk menghadapi semua beban, karena kita memiliki batas dalam kemampuan kita.
Rajawali tahu bahwa dia tidak perlu susah payah mengepakkan sayapnya terus-menerus. Dia hanya akan membuang-buang energinya ketika dia mengepakkan sayapnya terus-menerus. Tetapi dia menggunakan teknik melayang (gliding) dan naik (soaring) dengan memanfaatkan udara thermal.
Ketika kita datang pada Yesus dan senantiasa menanti-nantikan Dia, maka kita akan mendapatkan kekuatan yang baru. Kekuatan baru yang Tuhan berikan akan memampukan kita untuk bangkit berdiri menjalani apa yang ada di depan kita. Tuhan akan memberikan semangat baru, hikmat yang baru, sukacita yang baru, pengharapan yang selalu baru, agar kita dapat berdiri tegak dalam menjalani hidup ini.
Bagai rajawali yang tidak pernah lelah pada saat dia terbang, demikian juga halnya dengan kita yang menanti-nantikan Tuhan. Kita tidak akan pernah merasa lelah oleh karena Tuhan telah memberikan kita kekuatan yang baru. Kita dapat menghadapi masalah seberat apapun. Kita dapat keluar dari berbagai problema. Kita dapat menjalani kesusahan-kesusahan yang ada. Kita bahkan tidak menyadari bahwa begitu banyak hal ajaib yang telah kita lalui, oleh karena Tuhan telah memberikan kekuatan bagi kita untuk melalui semuanya itu.
*courtesy of PelitaHidup.com
Marilah kita tetap menanti-nantikan Tuhan, marilah kita tetap menjaga persekutuan kita dengan Tuhan, marilah kita datang kembali kepada Tuhan. TanganNya senantiasa terbuka bagi kita yang datang kepadaNya. Dia akan memberi kekuatan baru bagi kita. Haleluya!
.
“Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.
Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan.” Matius 11:28-30


Riva SinjalRiva Sinjal adalah penulis & pemilik Pelita Hidup. Beliau sudah aktif menulis renungan sejak tahun 1998.

Rabu, 10 April 2013

HIDUP YANG LAMA MENJADI HIDUP YANG BARU ( KISAH PARA RASUL 9:1-19a )

PENDAHULUAN

            Setiap orang pasti mempunyai latar belakang yang berbeda-beda; ada yang berasal dari keluarga yang sederhana, kaya, besar, ada juga orang yang dulunya sangat baik tetapi dalam perkembangan waktu menjadi jahat karena alasan yang berbeda-beda, ada juga orang yang dulunya begitu jahat tetapi dalam perkembangan waktu menjadi orang yang sangat baik, juga dengan alasan yang berbeda-beda.
pemaharuan oleh darah
            Dulu saya adalah orang Kristen tetapi saya adalah orang yang jahat. Saya adalah seorang penjudi, saya berjudi setiap hari minggu, jadi untuk ke gereja saya tidak punya waktu. Dan bukan hanya itu, saya juga tidak terlalu memperhatikan segala keperluan keluarga, saya orang yang sangat jahat, tetapi sejak Tuhan memanggil saya segala kehidupan lama saya, saya tinggalkan, judi, tidak ke gereja, tidak memperhatikan keluarga, semuanya saya tinggalkan, sekarang saya rajin ke gereja, saya memberikan waktu saya untuk Tuhan, saya menyerahkan seluruh hidup saya kepada Tuhan, dan saya sekarang berdiri di hadapan saudara untuk melayani Tuhan.
            Demikian juga dalam nats yang kita baca pada hari ini, kita akan melihat bagaimana  seorang Saulus dari kehidupan lamanya  bertobat menjadi seorang Paulus dalam kehidupan yang baru.
1.      Kehidupan lama Paulus
2.      Pertobatan Paulus
3.      Kehidupan baru Paulus

KEHIDUPAN LAMA PAULUS
Di dalam nats yang kita baca saat ini  dalam ayat 1 dan ayat 2 dijelaskan bahwa Paulus adalah seorang pembunuh dan bukan pembunuh sembarangan, dia adalah pembunuh orang-orang Kristen.  Menurut saya dia ini adalah seorang pembunuh yang sangat-sangat jahat.  Kalau kita baca dalam Kisah rasul pasal 7 tentang kematian Stefanus, dijelaskan bahwa Paulus ada di sana menyaksikan kematian dari Stefanus dan bukan hanya itu menurut saya malah Paulus yang merencanakan kematian Stefanus. Sekali lagi saya katakan bahwa Paulus sebelumnya adalah seorang yang sangat jahat.

PERTOBATAN PAULUS
penyerahan diri secara total kepada Yesus Kristus
            Pertobatan Paulus dijelaskan dalam ayat 3-6 Dalam perjalanannya ke Damsyik Tuhan bertemu dengan Paulus. Dijelaskan tiba-tiba cahaya  memancar dari langit lalu mengelilingi Paulus. Saya percaya bahwa cahaya yang memancar dari langit ini adalah cahaya kemuliaan Kristus, karena Kristus itu begitu mulia dan agung. Setelah itu dijelaskan Paulus rebah ke tanah, kenapa sebenarnya Paulus rebah ke tanah karena Paulus benar-benar tidak layak menghadap Kristus, menatap wajah Kristus dalam kemuliaanNya. Lalu Tuhan berkata Saulus-Saulus mengapa engkau menganiaya Aku, pertanyaan Tuhan Yesus ini adalah suatu pertanyaan yang membingungkan bagi Paulus terlebih juga bagi kita sekarang ini, apakah Paulus sudah pernah bertemu Tuhan Yesus sebelumnya dan menganiayaNya, saya rasa tidak. Lalu kenapa Tuhan Yesus berkata demikian, jawabannya adalah karena penganiayaan yang dilakukan oleh Paulus kepada orang-orang Kristen, itu juga dilakukannya kepada Kristus.

KEHIDUPAN BARU PAULUS
Tuhan memberikan perintah kepada Paulus, Tuhan berkata bangunlah dan pergilah lalu apa respon Paulus, dijelaskan Saulus bangun dan berdiri lalu pergi ke kota yang diperintahkan oleh Tuhan. Hal yang kita pelajari dalam baigian ini adalah ketaatan Paulus. Dahulu Paulus adalah yang melawan Kristus tetapi sekarang Paulus taat kepada perintah Kristus.
Tuhan memberikan tugas kepada Paulus yaitu untuk membagikan Injil Kristus, dijelaskan di dalam ayat 16b banyak penderitaan yang akan ditanggung oleh Paulus, dan pada perkembangannya penderitaan tersebut dialami oleh Paulus. Tetapi sebelum tugas itu diberikan kepada Paulus, Paulus terlebih dahulu harus mengalami pemenuhan Roh Kudus setelah itu dia dibaptis.

APLIKASI
            Dalam pendahuluan tadi saya jelaskan bahwa setiap kita mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, saya tidak tau latar belakang kita masing-masing sehingga kita ada di sini, tetapi yang saya tau Anda sedang di dalam Kristus pada saat ini. Mari kita belajar dalam kehidupan Paulus
1.    Sebelumnya Paulus adalah seorang yang jahat, yang paling jahat dan sangat jahat, tetapi ketika Ia dipanggil oleh Tuhan dia mengalami pertobatan secara total yang dahulu kehidupannya untuk membunuh orang-orang Kristen, menganiaya Kristus tetapi setelah dia dipanggil Tuhan dia melayani Tuhan sampai ia mati, Biarlah kita belajar dari kehidupan Paulus, saya tidak tau latar belakang sdr/sdri mari kita meninggalkan kehidupan lama kita ke dalam kehidupan baru kita.
2.    Perlu kita ketahui bahwa bukan kita yang mencari Tuhan tetapi Tuhanlah yang menemukan kita seperti yang kita pelajari dalam Paulus, Paulus tidak mencari Tuhan tetapi Tuhanlah yang menemukan Paulus. Tuhanlah yang menemukan sdr-sdri yang ada di tempat ini.
3.    Setelah Paulus bertemu dengan Tuhan ia dipenuhi oleh Roh Kudus dan dibaptis untuk persiapannya dalam melayani Tuhan. Saya percaya bahwa pada awal Tuhan menemukan kita, kita telah dibaptis dan dipenuhi dengan Roh Kudus sehingga kehidupan kita yang sekarang adalah kehidupan yang baru.

Hidup bapak/ibu, sdr/sdri sekarang adalah hidup yang baru jangan kembali lagi dalam kehidupan yang lama, layanilah Tuhan dalam keadaanmu sekarang, baca Alkitab setiap hari, berdoa setiap hari kepada Tuhan dan lakukanlah yang terbaik untuk Tuhan dan untuk sesama Anda yang ada di tempat ini. Amin.  

BEKERJA TERUS UNTUK TUHAN ( I Korintus 15:57-58)


           Apakah Tuhan Yesus sudah bangkit kembali dari kubur ? Hidup atau mati? Ada banyak bukti kebangkitan Tuhan Yesus. Salah satu bukti di antara bukti-bukti yang lain adalah perubahan murid-murid Yesus Kristus yang telah bangkit dariorang yang meninggal.
                Yesus yang telah mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia, sekarang hidup dalam perkataan dan tingkahlaku orang-orang yang telah percaya.
                Kalau Tuhan Yesus tidak bangkit dari kubur, iman, saksi, pelayanan, dan pengharapan orang Kristen itu semuanya sia-sia dan tidak berguna (I Korintus 15:12-19). Oleh karena itu, pengikutNya tidak mungkin hidup seperti Yesus dan tidak bisa bersaksi akan Juruslamat. Kebangkitan Yesus itu paling penting bagi orang Kristen. Semua perkara orang Kristen tergantung kepada kebangkitan Kristus.

Menurut ayat 57, “Tetapi syukur kepada Allah, Ia memberikan kepada kita kemenangan melalui Yesus Kristus Tuhan kita! Bagaimana dan apakah Yesus menang?
Kita percaya bahwa Yesus mentaati dan melakukan sesuai dengan kehendak Tuhan dan Yesus telah memberikan jiwaNya bagi kita semua melalui kematianNya di kayu salib.
Kemenangan terjadi melalui kayu salibNya, maka kalau tidak ada salibNya tidak ada kemenangannya. Salib yang Yesus pikul itu sangat berharga bagi semua manusia. Karena kita semua bisa mendapat kemenangan dalam salib Yesus.
Bacalah kosole 2:15 “Pada salib itu Kristus membuat segala roh-roh yang memerintah dan berkuasa menjadi tidak berdaya lagi.”
Kristus adalah sumber kemenangan. Tidak ada Kristus, ada kegagalan dan kematian mari kita bersyukur kepada Tuhan yang telah memberikan Dia kepada kita sehingga bisa menerima kemenangan dari Tuhan Yesus.
Kita semua menikmati bahwa orang yang ada dalam Kristus tidak ada penghukuman dan bebas dari kematian, dosa dan kuasa setan. Seperti bangsa Israel kita sebagai orang yang benar dalam iman oleh anugrah sudah dibebaskan dari hamba dosa.
Roma 8:1-2 “Sekarang tidak ada lagi penghukuman terhadap mereka yang hidup bersatu dengan Kristus Yesus. Sebab hukum Roh Allah yang membuat kita hidup bersatu dengan Kristus Yesus sudah membebaskan saya dari  hukum yang menyebabkan dosa dan kematian.
II Korintus 5:21 “Kristus tidak berdosa, tetapi Allah membuat dia menanggung dosa kita, supaya kita berbalik kembali dengan Allah karena bersatu dengan Kristus.”
I Yohanes 3:8 “Tetapi orang yang terus-menerus berbuat dosa adalah anak Iblis, sebab Iblis berdosa sejak semula. Untuk inilah Anak Allah datang, yaitu untuk menghancurkan pekerjaan Iblis” (Ibrani 2:14; Kej.3:15)
Maka orang Kristen yang percaya dan hidup dalam Kristus bisa menang atas kuasa dosa dan dunia setan. Saudarlah yang menikmati kemenangan dan kebebasan dari hal tersebut. Kalau saudara bisa melawan musuhmu dan bisa hidup dalam kemenangan, apa yang kita lakukan kepada Tuhan?. Yang perlu dilakukan yaitu terus bersyukurlah kepada Tuhan.

Senin, 08 April 2013

PERINTAH UNTUK MELAYANI - (Mat. 28: 19-20)

Untuk menjadi pelayan Tuhan yang baik, ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi. Banyak hamba Tuhan di dalam melayani sebenarnya berpotensi, namun karena mereka tidak mengetahui dan memiliki kualifikasi dalam dirinya, merek banyak mengalami kegagalan dalam pelayanannya. Dalam bacaan Mat. 28: 19-20 ini, saya melihat bahwa dalam menunjang dan meningkatkan pelayanan ada beberapa kualifikasi yang harus dipenuhi. Kualifikasi itu dibagi menjadi dua: 1) Kualifikasi Kejiwaan; 2) Kualifikasi Rohani


I.    KUALIFIKASI KEJIWAAN 

1)    Penyesuaian Diri

Dalam I Kor. 9: 20, Paulus berkata, “Demikianlah bagi orang Yahudi, aku jadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat, aku menjadi seperti orang yang hidup dalam hukum Taurat sekalipun, aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.”
Kalau diartikan secara luas, itu berarti bahwa melayani ke Kalimantan kita menjadi seperti orang Kalimantan, melayani di Sunda kita menjadi seperti orang Sunda. Kita makan makanan mereka. Kita belajar berpikir dengan cara berpikir mereka. Kita belajar menghayati perasaan mereka. Dan itu pun juga dengan tingkat sosialnya berbeda dengan kita. Terhadap orang miskin bisa menyesuaikan diri, begitu juga dengan orang kaya.

2)    Stabilitas Emosi 
Seorang pelayanan Tuhan harus stabil emosinya. Tidak mudah terpengaruh orang lain, tidak gampang marah, tidak gampang tersinggung. Kita tahu bahwa pelayanan tidak hanya membutuhkan tenaga, tetapi justru banyak membutuhkan pemikiran dan perasaan. Mungkin kita mendapat jawaban yang menyinggung perasaan. Kalau emosi kita tidak stabil, kita akan tersinggung dan marah sehingga kata-kata kita menjadi keras dan kasar, akhirnya perdebatan seru dan berlanjut dengan pertengkaran sehingga kita gagal dalam tugas pelayanan.

3)    Bekerjasama dengan orang lain
Paulus menekankan dalam Flp. 2: 3/b-4 “……..hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama daripada dirinya sendiri, dan janganlah tiap-tiap orang hanya memperhatikan kepentingannya sendiri, tapi kepentingan orang lain juga.” Kalau kita tidak bisa menerima orang lain akan timbul percekcokan. Orang mengemukakan ide, kita meremehkan dan berakta, itu tidak cocok dengan saya. 

4)    Taat dan Menurut Perintah 
Bagaimana mungkin kita bisa menurut Allah yang tidak kelihatan, bila kita bisa menurut perintah manusia yang kelihatan. Kita harus belajar menaati setiap perintah yang diberikan kepada kita juga dari seorang mudapun. Hal ini Tuhan tekankan kepada Musa. 

Ketika Tuhan mengutus Musa ke Mesir untuk membebaskan bangsa Israil, Musa menolak dan berkata, “Tuhan, aku tidak pandai berkata-kata”. Sebenarnya bukan itu masalahnya. Masalahnya adalah bahwa Musa tidak mau menurut. Karena itu Tuhan berkata, “Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta. Bukankah Aku, yaitu Tuhan? Oleh sebab itu pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang sudah harus kau katakan”. (Kel. 4: 11-12).

Kita seringkali bersikap seperti Musa senang berdalih-dalih dengan Tuhan untuk menolak pelayanan. Ah, aku tiada pandai khotbah, tidak bisa menyanyi, tidak bisa pimpin puji-pujian. Namun sebenarnya Tuhan bisa memakai siapa saja baik pandai ataupun bodoh. Alkitab berkata bahwa Allah memakai orang yang bodoh untuk mempermalukan yang pintar. Orang yang mana? Jadi kita dipakai bukan karena kemampuan kita, tapi karena kemauan. Kemauan merupakan modal utama di mata Allah dan itulah yang berhasil.

5)    Rela Berkorban
Tanpa pengorbanan, pekerjaan Tuhan tidak berjalan dengan baik. Yesus sudah memberikan teladan bagi kita. Dia datang bukan untuk dilayani tapi untuk melayani. Dia mau mengorbankan segala-segalanya, kemuliaannya, hidupnya untuk kebahagiaan kita. Itulah sebabnya Allah mengaruniakan kepadaNya nama di atas segala nama.

Kalau kita mempelajari kisah pelayanan Paulus kita akan melihat 3 hal yang dia korbankan untuk Tuhan.
a.    Air mata (Kis. 20: 19)
Paulus banyak mencucurkan air mata dalam pelayanannya karena terdorong oleh kasih dan kerinduannya yang besar untuk menyelamatkan orang-orang yang dilayaninya. Namun banyak di antara kita yang mau melayani kalau ada rangsangan. Kalau jemaatnya banyak, kalau persembahannya besar, kalau kecil nanti dulu.
b.    Keringat 
Ini merupakan kerja keras Paulus. Bekerja jauh lebih keras dibandingkan rasul-rasul lainnya karena ia merasa bahwa dirinya dahulu adalah seorang yang paling berdosa. Sekarang ia membalas kasih Tuhan dengan sesuatu yang ia miliki.
c.    Darah 
Seorang pelayan yang ingin sukses tidak bisa lepas dari pengorbanan. Yesus menyatakan itu dalam Luk. 14: 26-27, “Barang siapa tak memikul salibnya dan mengikat aku, ia tidak dapat menjadi muridku”.

II.    KUALIFIKASI ROHANI

Ada beberapa kualifikasi yang harus kita penuhi supaya pelayanan kita berhasil

1)    Pengalaman pertobatan yang murni
Kata “murni” karena ada pertobatan yang tidak murni. Pertobatan murni adalah pertobatan sida-sida dari tanah Etiopia dalam Kis. 9. Setelah Filipus memberitakan Injil kepadanya, ia percaya dengan segenap hati, lalu sida-sida itu berkata, “Lihat di situ ada air, apakah halangannya jika aku dibaptis?” Sida-sida itu tak memperhitungkan bahwa dirinya nanti akan basah kuyub dan mungkin akan ditertawakan orang di sepanjang perjalanan. Dia sadar bahwa pengorbanannya itu tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan keselamatan yang dia peroleh di dalam Tuhan.

2)    Pengetahuan Alkitab

Seorang pelayan Tuhan harus membaca Alkitab berulang-ulang. Kalau kita penuh dengan firman Allah, maka kita akan bicara tentang firman Allah. Kalau hati kita kosong, maka hati kita akan omong kosong. Firman Allah bagaikan air segar yang menyejukkan banyak orang percaya bahkan pendeta-pendeta yang terbangnya kecil dalam membaca firman Tuhan. Sebab itu, kita harus mempelajari Alkitab dengan rajin dan persiapan-persiapan yang perlu. Jangan kita cerita tentang Elia tapi yang keluar tentang Elisa. Kalau tidak teliti jemaat akan protes.

3)    Keyakinan akan pimpinan dan pernyataan Tuhan dalam pelayanan

Kalau tidak yakin akan penyertaan Tuhan dalam pelayanan, kita akan grogi dan kalau grogi efeknya besar. Alasan grogi ada bermacam-macam, tapi salah satunya adalah karena kurang persiapan atau kurang yakin akan penyertaan Tuhan. Kita harus yakin dan mantab bahwa Tuhan menyertai kita. 

Jika semua kualifikasi ini kita miliki, maka Tuhan yang empunya pelayanan akan memakai kita dengan heran

PADA SAAT YESUS HADIR DIRUMAHMU

Suatu hari Tuhan Yesus masuk ke suatu rumah dan terjadi perubahan besar. Peristiwa ini terjadi pada permulaan dari pelayananNya. Ia telah melewati pegunungan Nazaret ke Galilea. Disepanjang perjalanannya itu Ia mengajar dan menyembuhkan serta memilih sebagian murid-muridNya yang pertama. Pada hari Sabat, Tuhan Yesus pergi ke Kapernaum. Pagi hari Ia masuk ke Rumah Sembahyang orang Yahudi, tempat dimana Ia mengajar dan menyembuhkan seseorang dari kuasa kegelapan. Sore harinya, Ia masuk ke rumah Simon Petrus, dan menyembuhkan mama mertuanya Simon. Menjelang malam Ia keluar di jalan karena begitu banyak orang sakit yang dibawa kepadaNya untuk disembuhkan. 

Dari pengalaman yang terjadi di rumah Simon Petrus, kita dapat belajar beberapa hal. 

Apakah yang terjadi saat Tuhan Yesus hadir dalam rumah seseorang ?

1. ADA KESEMBUHAN. 

Dimana Yesus berada selalu ada kesembuhan. Di rumah Simon Petrus, Ia menyembuhkan mama mertua Simon. Tetapi di dalam keluarga saudara mungkin kesembuhan yang diperlukan adalah hubungan suami-isteri. Anak-anak yang tidak taat. Ekonomi dan usaha yang lagi hancur. Jiwa yang kosong dan merana. Tuhan dapat menyembuhkan semua itu, asalkan kita mau mengundang-Nya.

2. ADA PERTOLONGAN. 

Ada yang menerima pertolongan dan ada yang memberi pertolongan. Setelah mama mertua Simon Petrus menerima kesembuhan dari Tuhan Yesus, ia melayani semua orang yang ada di rumahnya. Kita harus membalas segala kebaikan Tuhan dengan jalan memberitakan kuasaNya yang telah kita alami pada orang lain. Dengan cara inilah hidup kita berarti dan ada arah dan tujuan. Hal ini kita dambakan terjadi di dalam keluarga kita.

3. ADA PENGHARAPAN. 

Kita tidak tahu sejauh mana penyakit yang diderita oleh manta mertua Simon Petrus. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa ia sakit demam yang begitu hebat. Itu berarti ia berada dalam keadaan putus asa untuk disembuhkan. Tetapi saat Tuhan Yesus datang, ada harapan. Ia menyembuhkannya secara sempurna. Dalam banyak keluarga ada hal-hal yang kita tidak tahu harus berbuat apa, kita lalu putus asa. Sang ayah yang terikat dengan minuman keras, anak-anak yang terikat obat-obatan. Usaha yang bangkrut dan terlilit hutang yang banyak. Jangan takut. Dalam Yesus ada harapan (Mat.11:28).

4. ADA SUKACITA. 

Dapatkah kita bayangkan sukacita yang terjadi saat mama mertua Simon disembuhkan? Sukacita di hati mertua Simon. Sukacita di hati Simon Petrus sang menantu. Sukacita di hati isteri Simon Petrus sang anak yang mungkin dengan susah payah merawat mamanya selama sakit demam. Sukacita di hati setiap orang yang menyaksikan kesembuhan yang terjadi. Memang di mana Tuhan Yesus berada, disitu ada sukacita besar.

Keluarga sangat menentukan sesuatu dalam gereja, masyarakat dan dunia ini. Karena itu Tuhan Yesus perlu berada di setiap keluarga. Bukan sebagai tamu, tetapi sebagai Tuhan yang memegang kendali atas hidup pernikahan kita, ekonomi kita, hubungan satu dengan yang lain dan setiap bahagian sekecil apapun dalam keluarga kita. Undang Dia masuk dalam keluarga kita (Why.3:20)

JADIKAN SETIAP HARI, HARI YANG BAIK

JADIKAN SETIAP HARI, HARI YANG BAIK ( MAS 118 : 24 )

“Inilah hari yang dijadikan Tuhan marilah kita bersorak-sorak 
dan bersuka cita karenanya” ( Mas 118 : 24 )

Ungkapan firman Tuhan diatas memberikan kita gambaran bahwa apa yang ada pada kita dan pikiran kita menciptakan hari-hari yang kita lalui.

Jika kita senang, hari yang kita lalui akan  berubah menjadi hari senang hari bahagia, hari suka cita. Jika kita memulai setiap hari dengan bersungut – sungut, mengeluh, marah-marah, maka hari kita akan berubah menjadi putus asa / hari stres, hari yang malang hari penuh duri dan onak.

Ada ungkapan yang mengatakan : untuk menjadi bahagia saudara harus menciptakan suasana dimana saudara dapat memenuhi potensi saudara sepenuhnya”.

Mari kita simak beberapa hal agar setiap hari adalah hari yang baik.   

I.    HARI KITA AKAN MENJADI HARI BAIK, JIKA KITA MEMULAINYA BERSAMA ALLAH.

Kehadiran Tuhan menciptakan rasa aman dan tenteram ( Mas 4 : 9 )
“Dengan tentram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur sebab hanya Engkau lah Ya Tuhan membiarkan aku diam dengan aman”

Hanya Tuhan lah yang dapat menjadikan sesuatu yang baik ( Kej 1 : 25 )
“ Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi Allah melihat bahwa semuanya itu baik”.
   
II.    HARI KITA AKAN MENJADI HARI BAIK, KALAU KITA MENJAGA HATI DAN PIKIRAN KITA

Untuk bahagia kita harus mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik ( Fep 4 : 8 )
“Jadi akhirnya saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan yang patut dipuji pikirkanlah semuanya itu”.

Kita kurang bahagia jika pemikiran kita seperti anak-anak ( 1 Kor 14 : 20 )
“Saudara-saudara semua janganlah seperti anak-anak dalam pemikiran mu, jadilah anak-anak dalam kejahatan, tetapi orang dewasa dalam pemikiranmu”.

Kita mengalami banyak kesusahan kalau pemikiran kita hanya tertuju pada hal-hal duniawi  ( Fep 3 : 19 )
“Kesudahan mereka adalah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi”.

III.    HARI KITA AKAN MENJADI BAIK, KALAU KITA MEMILIKI HATI YANG TAHU BERSYUKUR

Memiliki hati yang murah tahu bersyukur ( 2 kor 9 : 11 )
“Kamu akan diperkaya dalam segala macam kemurahan hati yang membangkitkan syukur kepada Allah oleh  karena kami”.

Mempunyai hati yang bersyukur mengakui bahwa Allah itu baik ( Mas 103 : 2 )
“Pujilah Tuhan wahai jiwaku dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya”

Hati yang bersyukur tidak mengenal waktu ( Mas 119 : 62 )
“Tengah malam aku bangun untuk bersyukur kepada-Mu atas hukum-hukum-Mu yang adil”

Mempunyai hati yang bersyukur menjadikan segala sesuatu baik ( Kom 8 : 28 )
“ Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.




HARI KITA AKAN MENJADI HARI BAIK, JIKA KITA MEMULAINYA BERSAMA ALLAHMENJAGA HATI DAN PIKIRAN KITA DAN KITA MEMILIKI HATI YANG TAHU BERSYUKUR

MENGAPA YESUS RELA MENDERITA DAN MATI DI KAYU SALAIB?



Sejak tahun 2009, setiap Jumat Agung, kita telah belajar mengenai “Mengapa Yesus Rela Menderita dan Mati di Kayu Salib?” Dan hari ini kembali kita belajar tentang topik ini

1. Untuk pengampunan dosa-dosa kita, Ef. 1:7; Mat. 26:28

Ketika kita mengampuni utang atau pelanggaran atau kesalahan seseorang, kita tidak lagi menuntut pembayaran, semuanya sudah beres atau selesai ketika kita memberikan pengampunan bagi orang tersebut. Jika masih ada pembayaran yang dituntut maka itu bukanlah pengampunan.
MENGAPA YESUS RELA MENDERITA DAN MATI DI KAYU SALAIB?

Itulah yang dilakukan Allah bagi kita ketika kita percaya kepada Yesus Kristus; yaitu dosa kita diampunai artinya kita tidak lagi dikenakan tuntutuan apapun atas perbuatan dosa kita.

Tetapi kemudian muncul masalah. Dimana keadilan Allah? Bukankah Allah itu adil? Sebagai Allah yang adil, tentunya Ia harus menghukum kita karena perbuatan dosa kita dan sebaliknya Allah memberkati kita ketika kita tidak berbuat dosa.

Allah tetap Allah yang adil. Tuntutan terhadap keadailan Allah atas perbuatan dosa kita terlunaskan atau terbayar melalaui kematian Kristus di Kayu salib. Jadi Kristus telah menanggung semua tuntutan dari perbuatan dosa kita dengan darah-Nya sendiri, Kis. 10:43; Yes. 43:25; Mz. 103:12.

Jadi ketika Paulus berkata: “Di dalam Dia dan oleh darah-Nya kita beroleh penebusan, yaitu pengampunan (Ef. 1:7),” Paulus sedang mengatakan bahwa semua akibat dosa dan perbuatan dosa kita telah ditanggungkan kepada Kristus di dalam kematiaan-Nya di kayu salib dan kita bebas dari tuntutan dosa.

Untuk itu marilah kita menaikkan syukur senanatiasa kepada Tuhan Yesus atas pengorbanan-Nya untuk pengampunan dosa-dosa kita.

Bagaimana kita mengalami pengampunan Yesus di dalam kehidupan kita? Mengakui bahwa kita telah berdosa, minta dengan sungguh-sungguh supaya Tuhan mangampuni kita berdasarkan kematianNya di kayu salib bagi kita, maka sesuai janjiNya kita akan diampuni, 1 Yoh. 1:8-9

2. Untuk menunjukkan kasih atau kebaikan-Nya kepada kita, 1 Yoh. 3:16; Yoh. 10:11; Ef. 5:21,25; Gal. 2:20

Yesus mengasihi kita bukan ketika kita telah sempurna. Yesus menyatakan kasihNya justru ketika kita masih di dalam kubangan dosa.

Yesus menyatakan kasihNy kepada kita bukan saja dengan menyatakan mukjizat, menyembuhkan penyakit, memberkati usaha, bahkan dengan cara Ia memberikan nyawaNya dengan relah bagi kita sebagai tebusan supaya kita bisa deselamatkan dari kematian kekal.

Mari kita belajar dari Yesus untuk mengasihi sesama kita, jangan tunggu sampai mereka sempurna karena itu tidak akan terjadi selama kita masih di dalam dunia ini, tetapi nyatakan kasih kita walau sesama kita masih banyak kekurangan seperti kita sendiri juga yang masih punya kekurangan.

3. Untuk membentuk suatu komunitas yang mau memikul salib dengan relah demi pelebaran kerajaan Allah di muka bumi ini, Luk. 9:23; Mat. 10:38

Penderitaan dan kematian Yesus bukan saja supaya kita dibebaskan dari belenggu dosa, juga bukan saja untuk menunjukkan kasihNya, tetapi juga melalui kerelaanNya untuk menderita dan mati di kayu salib Ia ingin membentuk suatu umat yang rela untuk memikul salib setiap hari.

Yesus rela mati untuk memperluas kerajaan Allah di muka bumi ini. Perluasan kerajaan Allah itu ialah melalau pertambahan jumlah bilangan orang percaya. Kerajaan Allah semakin luas artinya semakin banyak orang yang mengakui Yesus Kristus adalah Juruselamat dan Tuhan

Sekarang supaya kerajaan Allah semakin luas, maka kita harus seperti Yesus yang dengan rela memikul salib (rela menderita).

Jika kita melihat gereja mula-mula, mereka relah pikul salib asalkan Injil Kristus deberitakan. Contohnya seperti Paulus. Ia rela bekerja sendiri kumpulkan uang supaya ia bisa pergi beritakan injil. Ia rela pergi memberitakan injil dengan naik kapal dengan resiko bahwa bahaya yang mengancam sewaktu-waktu. Demi memperluas kerajaan Allah, Paulus pernah dipenjara, dianiaya, tidak makan dst, tetapi ia rela menghadapi semua itu. Itulah yang diharapakan oleh Yesus, itu sebanya Ia rela menderita dan mati untuk menjadi contoh bagi setaiap orang percaya pada masa kini.

4. Untuk menunjukkan ketaatanNya dan sekaligus menjadi contoh bagi kita, Ibr. 5:8; Flp. 2:8

Penderitaan dan kematian Kristus di kayu salib merupakan wujud ketaatan-Nya kepada kehendak Bapa-Nya yang di sorga. Dan sebagai akibatnya Bapa sorgawi sangat memuliakan Kristus.

Ketika kita mau taat kepada kehendak Bapa, walaupun mungkin kita harus menderita, maka Allah akan memberkati kita dengan luar biasa.

KESIMPULAN:

Jadi, MENGAPA YESUS RELA MENDERITA DAN MATI DI KAYU SALIB? 

Jawabannya adalah:
Untuk pengampunan dosa-dosa kita, Untuk menunjukkan kasih atau kebaikan-Nya kepada kita, Untuk membentuk suatu komunitas yang mau memikul salib dengan relah demi pelebaran kerajaan Allah di muka bumi ini, dan Untuk menunjukkan ketaatanNya dan sekaligus menjadi contoh bagi kita